Sunday, 5 July 2015

RESMI !! DAPODIK GENERASI IV ATAU VERSI 4.00 RILIS SETELAH LEBARAN

Selamat Sore Rekan-rekan OPS Setanah air, salam satu Data !!

Dapodikdas Generasi ke 4 atau versi 4.00 rupanya yang akan dirilis setelah kabar yang disiarkan versi 3.03 ke versi 3.04 namun admin pusat menyatakan kalau yang bakal dilahirkan adalah Dapodik versi 4.00 yang ditegaskan sehabis lebaran ini akan launching, generasi ke 4 akan launching stelah lebaran berarti ops ,selama libur sebaiknya para ops sebelum libur sedari sekarang mulai melakukan persiapan untuk nanti menginput data :
1. F-PD siswa kelas 1 & 7 ( di sertai FC. Akte lahir + FC. kartu KPS )
2. F-PTK (untuk PTK yang baru / mutasi / yang berganti alamat dll)
3. Data-data sarpras sekolah

 Kita ketahui bersama pada versi dapodikdas 400 ini akan digunakan pada fungsi utama sebagai berikut:
1. Sebelum input kelas 1 dan 7 hendaknya dilakukan secara urut sebagai berikut :
2. Luluskan dulu kelas 6 dan 9
3. Naikan kelas 5 ke 6 dan 8 ke 9
4. Naikan kelas 4 ke 5 dan 7 ke 8
5. Naikan kelas 3 ke 4 dan 2 ke 3, 1 ke 2
6. Inputkan siswa baru kelas 1 dan 7
7. mutasikan guru-guru yang terlebih dahulu keluar (jika ada),

8. menginputkan data guru-guru baru/ yang terkena rotasi (jika ada)

Tuesday, 30 June 2015

Aplikasi Padamu Negeri Resmi sudah Tidak dioperasikan lagi

Terbaru 30 Juni 2015, Berikut Surat Pernyataan tentang Penggunaan Dapodik Sebagai Satu Data dalam Dalam Pendataan Guru dan tenaga Kependidikan.

Dikutip dari postingan Ibnu Aditya Karana dan Yusuf Rokhmat di akun Facebook Pribadinya yang mengupload Surat Pernyataan terkait dengan penggunaan Dapodik dan Padamu Negeri, berikut cuplikan Suratnya
Dengan Terbitnya Surat Ini maka PADAMU NEGERI resmi sudah tidak di operasikan lagi, dengan demikian hal-hal yang mengenai pendataan terkait dengan kegiatan mengatasnamakan PADAMUNEGERI tidak menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.

Mudah2an ini bisa menjawab kegelisahan para pengeliat data Berikut kami lampirkan surat edaran tentang Penggunaan DAPODIK Dalam Pendataan Guru dan Tenaga Kependidikan
Terima Kasih





Tuesday, 16 June 2015

Tidak Naik Kelas, Apa yang Harus Dilakukan?

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata "tidak naik kelas"? Sebagian orang akan berpikir jika seseorang pernah tidak naik kelas, maka masa depannya akan suram. Kata tidak naik kelas tersebut menjadi momok yang menakutkan bagi siswa-siswi di sekolah. Pada dunia perkuliahan, kata tidak naik kelas berubah menjadi mengulang mata kuliah yang mungkin menjadi lebih halus di bandingkan tidak naik kelas.
Mengalami tidak naik kelas ataupun mengulang mata kuliah memang tidak menyenangkan dan seringkali membuat seorang siswa atau mahasiswa down. Namun, apa yang harus di lakukan jika Anda mengalami hal buruk tersebut? Coba kita lihat tips menghadapi masalah tidak naik kelas atau mengulang mata kuliah dibawah ini.

Lupakan Masa Lalu, Fokus ke Masa Depan

Saat Anda tidak naik kelas ataupun tidak lulus mata kuliah, pasti ada yang salah dengan yang Anda lakukan sebelumnya. Daripada terlalu lama bersedih, cobalah untuk melupakan hal buruk yang terjadi di masa lalu, dan cobalah untuk membangun kembali semangat dan strategi yang lebih baik untuk masa yang akan datang. Review kembali apa kebiasaan yang salah di masa lalu, dan perbaiki hal tersebut.

Jangan Menyalahkan Diri Sendiri

Saat Anda gagal melakukan sesuatu, Anda tidak perlu menyalahkan diri sendiri. Menyalahkan diri sendiri sama seperti membangun pikiran negatif pada diri sendiri yang seringkali membuat seseorang tidak mampu bangkit dari keterpurukan. Daripada menyalahkan diri sendiri akan lebih baik jika Anda mulai membuat komitmen untuk memulai semua dari awal dan lebih fokus pada keberhasilan.

Belajar Menjadi Terorganisir

Salah satu hal yang dapat menjamin Anda mendapatkan nilai yang lebih baik adalah disiplin, apalagi dalam hal waktu. Banyak siswa yang gagal di sekolah ataupun kuliah karena tidak dapat mengatur waktu mereka dengan baik. Belajarlah untuk menjadi terorganisir dengan membuat manajemen waktu yang baik. Tulis jadwal dan rencana untuk setiap tugas ataupun event yang penting di sekolah. Buatlah catatan yang baik.

Review Kembali Pelajaran Anda

Ketika Anda mengulang kelas, itu berarti anda pernah mempelajari mata pelajaran yang akan di ajarkan. Cobalah buka kembali dan pelajari kembali apa yang telah Anda pelajari. Biasanya akan lebih mudah untuk mempelajari apa yang pernah Anda dengar sebelumnya. Hal ini akan memberikan Anda dasar yang kuat saat nanti tahun ajaran yang baru di mulai.

Konsultasikan dengan Guru/Dosen. 

Jika Anda ingin mendapatkan hasil yang baik di sekolah, Anda perlu memiliki hubungan yang baik dengan guru. Tidak perlu malu untuk bertanya ataupun berkonsultasi permasalahan Anda dengan mereka, baik masalah pelajaran ataupun masalah yang bersifat personal.
Kesimpulannya, mengulang kelas memang sesuatu yang menyakitkan, tetapi itu bukanlah akhir dari segalanya. Tidak perlu terlalu lama bersedih dan mulailah membangun kembali semangat untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Monday, 25 May 2015

JUKNIS PPDB

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Jalan Sumbing Nomor 3 Kajen KodePos 51161

Telepon (0285) 382037 Faksimile (0285) 382037 

KEPUTUSAN

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PEKALONGAN

NOMOR : 422.1/ /2015

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU

PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH 

TAHUN PELAJARAN 2015/2016


belum sempat posting dll, ini ada sekedar inpo >> KLIK NING KENE 





Monday, 18 May 2015

Menteri Anies Berburu Daerah Percontohan Sistem Pendidikan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mencari 15 daerah akan dijadikan pilot project sistem pendidikan nasional di Sulawesi Selatan. Lima belas daerah tersebut hendak jadi contoh penerapan sistem dan kurikulum pendidikan nasional yang sementara digodok Kementerian Pendidikan. 

"Kami ingin mencari kepala daerah yang memiliki komitmen yang sama untuk membangun dunia pendidikan," kata Anies saat berkunjung ke rumah jabatan Bupati Gowa, Minggu, 17 Mei lalu. 

Program pendidikan nasional idealnya mengadopsi sekitar 20 persen program pemerintah daerah. Pemerintah pusat menargetkan bakal menjadikan sejumlah daerah percontohan tersebut sebagai daerah dengan pelaksanaan sistem pendidikan terbaik di Indonesia. 

Dalam kesempatan itu, Menteri Anies akan menjadikan Gowa sebagai pilot project sistem pendidikan dan kurikulum nasional. Kabupaten Gowa selama ini dianggap konsisten dalam pengembangan dunia pendidikan, seperti penerapan program Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB). "Sistem pendidikan di Gowa ini perlu dicontoh oleh kabupaten dan kota lain," ucapnya.

Selain menerapkan SKTB, Kabupaten Gowa dinilai konsisten melaksanakan program Punggawa Demba dan program Investasi Sumber Daya Manusia (SDM) Seperempat Abad. "Dengan beberapa program pendidikan yang diterapkan, saya yakin dunia pendidikan di Gowa akan lebih maju," ujarnya. 

Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo siap berkomitmen dan saling bersinergi dengan Kementerian Pendidikan. "Ini demi pengembangan pendidikan nasional," tutur Ichsan, Senin, 18 Mei 2015.

Thursday, 14 May 2015

Menilai Kejujuran


Menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dalam pendidikan merupakan tantangan utama pendidikan. Inflasi nilai, mencontek selama ujian nasional (UN), bocornya soal plus jawabannya, dan berbagai bentuk kecurangan lain, menjadi tanda kegagalan lembaga pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran. Indeks integritas sekolah (IIS) bisa menjadi solusi? Jawabannya adalah tidak! Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan memperkenalkan istilah baru kepada publik terkait kebijakan UN, yaitu IIS. Indeks ini menjadi petunjuk sejauh mana sebuah sekolah memiliki tingkat kejujuran dalam melaksanakan UN. Indeks integritas ini bisa menjadi pertimbangan bagi perguruan tinggi dalam menyeleksi calon mahasiswa baru.
Di kalangan para ahli psikometrik, konsep indeks integritas ini bukanlah hal baru. Kita bisa menyebut berbagai macam teori tentang indeks integritas ini, mulai dari teori klasik yang diawali Bird (1927, 1929), Crawford (1930), Dickenson (1945), dan Anikeef (1954). Teori tentang indeks integritas kemudian dikembangkan banyak ahli psikometrik, Saupe (1960), Dunn, (1961), Angoff (1974), Holland (1996), Wollack (1997, 2006), dan Sotaridona dan Meijer (2002, 2003).
Teori tentang indeks integritas ini masih diperdebatkan. Masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan tergantung dari cara menghitung indeks dan variabel yang diperbandingkan. Teori awal yang dikembangkan Bird (1930), misalnya, kiranya sudah tidak cocok lagi dipakai karena hanya mendasarkan diri pada perbandingan distribusi jawaban salah antara peserta yang mencontek (copier) dan yang dicontek (source) untuk menentukan indeks integritas.
Teori yang dikembangan Crawford, Dickenson, dan Anikeef masih berada di jalur yang sama, yaitu menggunakan variabel jawaban salah. Teori ini kemudian dikembangkan dengan memasukkan variabel lain, seperti distribusi jawaban benar, baik melalui analisis persamaan jawaban benar atau salah secara secara berurutan (string) (Hanson et al dan Angoff, 1974) dan acak (random).
Integritas tes
Berbagai macam teori indeks integritas, terutama yang klasik, tidak dapat diterapkan dalam konteks UN di Indonesia, karena UN di Indonesia bukan hanya ada satu varian soal, melainkan ada 20 varian soal. Teori sumber-pelaku sudah lama ditinggalkan karena tidak memiliki kekuatan memprediksi tingkat kejujuran.
Indeks integritas yang menggunakan multivariabel sering diacu untuk mengatasi kelemahan indeks integrasi sebelumnya (Angoff, 1974; Frary dan Tideman, 1997). Angoff (1974), misalnya, menggunakan indeks multivariabel untuk menentukan level integritas. Namun, penggunaan multivariabel ini pun masih banyak diperdebatkan para ahli psikometrik terkait sisi praktikalitas dan efektivitasnya. Bagi publik, terutama kalangan akademisi, tentu saja dasar pilihan teori yang dipakai Kemdikbud untuk menentukan indeks integritas sekolah perlu dipublikasi, atau paling tidak disosialisasikan, sehingga kalangan akademisi bisa meneliti dan menilai apakah analisis dan alat ukur yang dipakai oleh Kemdikbud dapat dipertanggungjawabkan.
Indeks integritas tes (IIT) kiranya lebih tepat dipakai sebagai ungkapan ketimbang IIS, karena seluruh diskursus tentang teori indeks integritas hanya mengukur indeks kejujuran sebuah tes (UN) dan tidak dapat dipakai untuk menyimpulkan perilaku jujur sebuah sekolah secara umum. Fungsi indeks integritas selalu terbatas. Karena itu, adalah keliru menggeneralisasi hasil indeks integritas tes untuk menilai kualitas kejujuran sebuah sekolah.
Rahasia?
Sistem pelaporan skor IIS dalam UN 2015 pun dipertanyakan. Nilai IIS tidak akan dipublikasi kepada masyarakat, tetapi hanya menjadi informasi yang diberikan pada sekolah dan perguruan tinggi. Pembatasan pemberian informasi publik ini membuat kita bertanya, apakah IIS merupakan rahasia negara, seperti soal UN yang bukan konsumsi publik? IIS dipakai untuk memberi tahu sekolah tentang skor nilai kejujuran sehingga sekolah dapat mengevaluasi diri dalam menanamkan nilai kejujuran ini. Kiranya informasi yang sama juga dibutuhkan orangtua dan masyarakat di mana mereka menyekolahkan anak-anaknya.
Bila secara teoretis IIS sesungguhnya tidak mengukur kualitas kejujuran sekolah, atau kejujuran seluruh anggota sekolah, melainkan hanya menilai sejauh mana dalam UN siswa satu dan yang lainnya saling mencontek melalui perbandingan data statistik jawaban benar dan salah dengan menggunakan kerangka teori tertentu, di mana kerangka teori ini pun masih diperdebatkan di kalangan para ahli psikometrik, kiranya terlalu berlebihan menganggap hasil evaluasi IIS sebagai rahasia negara.
Publik memiliki hak memperoleh informasi tentang kerangka teoretis, tujuan dan hasil dari sebuah proses evaluasi pendidikan yang diadakan oleh negara yang memengaruhi para pemangku kepentingan pendidikan, terutama orangtua.
Menilai kejujuran sekolah tidak dapat dilakukan melalui analisis statistik jawaban benar dan salah dalam sebuah ujian di mana kerangka teori yang menjadi landasannya masih banyak diperdebatkan di kalangan ahli psikometrik sendiri. Kejujuran merupakan sikap hidup yangperlu dilatih dan dibiasakan, didukung dengan lingkungan budaya, struktur, dan peraturan yang mendukung bertumbuhnya nilai penghargaan terhadap kebenaran. Sikap ini tidak dapat dinilai melalui indeks integritas sekolah yang sifatnya terbatas.
Kejujuran sebuah sekolah hanya bisa dinilai dari sejauh mana anggota-anggota sekolah itu melaksanakan nilai-nilai kejujuran semenjak mereka datang memasuki pintu gerbang sekolah sampai pulang, melalui contoh, teladan, pemberian ruang bagi praksis kejujuran yang didukung oleh aturan-aturan sekolah yang konsisten diterapkan, seperti menghilangkan budaya dan aturan katrol nilai, membuat peraturan dan sanksi tegas tentang perilaku mencontek, menghapuskan peraturan tentang kriteria ketuntasan minimal yang sering menjadi sumber ketidakjujuran guru dalam menilai siswa, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan sekolah.
Hal-hal ini kiranya lebih mendesak diperjuangkan dan diterapkan dalam lembaga pendidikan kita ketimbang memperkenalkan istilah baru kerangka teorinya masih diperdebatkan; tujuan, konsep dan metodenya dipertanyakan; dan sistem pelaporannya tertutup dan menafikan kontrol publik. IIS bukan hal fundamental yang dibutuhkan bangsa ini.


Thursday, 30 April 2015

MEA 2015

Mendikbud: Masuki MEA 2015, Dunia 

Pendidikan 

Harus Optimis dan Lakukan 

Pengembangan

Mendasar

Tanggal: 
Tue, 01/13/2015 - 13:55
Intro: 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengajak dunia pendidikan optimis memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Isi: 
Jakarta, Kemendikbud --- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengajak dunia pendidikan optimis memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. “Untuk memasuki MEA 2015, dalam dunia pendidikan kita harus selalu berpikir optimis terhadap keberhasilan pendidikan di Indonesia. Saya percaya sikap optimis akan selalu menular,” ujar Mendikbud. Demikian disampaikan Mendikbud saat menjadi pembicara di kantor Harian Waspada, di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (10/01/2015).
Mendikbud mengajak pengelola institusi satuan pendidikan untuk melakukan berbagai hal yang mendasar dalam memajukan dunia pendidikan, dan kesadaran mengenai pentingnya pengembangan sumber daya manusia dalam masyarakat. “Lakukan pengembangan dunia pendidikan jangan sekedar simbolik, tetapi lakukanlah secara fundamental atau mendasar,” ucap Mendikbud.
Pendidikan, kata Mendikbud, harus menjadi wadah yang menyenangkan. Seperti yang pernah di tulis oleh Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara. Sekolah merupakan taman yang menyenangkan bagi para anak-anak Indonesia. Mengingat kembali pesan Bapak Pendidikan Indonesia, sebagai contoh Mendikbud menghimbau institusi pendidikan untuk memanfaatkan kesukaan atau kegemaran para peserta didik menjadi alat belajar.
“Tujuan kita adalah untuk menjadikan anak-anak menjadi pembelajar. Kalau seseorang bisa menjadi pembelajar, maka seumur hidup dia bisa belajar terus dan bisa meraih masa depan yang cerah,” jelas Mendikbud. Ia mengatakan kebutuhan pada era MEA 2015 adalah generalis atau orang-orang yang bisa menjadi pembelajar seumur hidup. Bidang yang dipelajari saat ini belum tentu relevan di masa mendatang. Dengan begitu rangsangan  untuk menjadi pembelajar akan sangat bermanfaat ketika berkarya di masa depan. “Bila dapat menjadikan anak Indonesia menjadi pembelajar seumur hidup, Insya Allah kita akan memiliki anak Indonesia yang terbaik, dan menjadi negara yang penuh percaya diri di masa depan,” tuturnya.
Mendikbud Anies Baswedan tak lupa mengucapkan selamat hari ulang tahun  kepada media cetak Harian Waspada. “Selamat kepada Harian Waspada yang sudah memasuki usia 68 tahun. Semoga bertambahnya usia dapat semakin sukses dan jaya,” pungkas Mendikbud.(Seno Hartono)  
Slideshow: 
Tidak

DAFTAR KONTAK FOSKAP

1. Nama:  Septiana Cholistyawati
Asal Instansi: SMP 1 Sragi
No. HP:

2. Nama:  Prihastin Kusuma Hapsari
Asal Instansi: SMP 1 Tirto
No. HP: 

3. Nama:  Rozikin
Asal Instansi: SMP Islam Rembun
No. HP: 

4. Nama:  Supriyadi
Asal Instansi: SMP SA TLOGOPAKIS
No. HP:

5. Nama:  Tri Budi Arto
Asal Instansi: SMP 1 Karanganyar
No. HP: 

6. Nama:  Samsudin
Asal Instansi: SMP 2 Kedungwuni
No. Tlp: (0285) 785447


7. Nama:  Slamet Urip Subagyo
Asal Instansi: SMP 1 Petungkriyono
No. HP: 

8. Nama:  Casmirah
Asal Instansi: SMP 1 Kandangserang
No. HP:

9. Nama:  Gigih Adhika W.
Asal Instansi: SMP 2 sragi
No. HP: 

10. Nama:  Istiqomah
Asal Instansi: SMP 2 Kajen
No. HP: 

11. Nama: Janatun
Asal Instansi: SMP SATAP Luragung
No. HP:

12. Nama:  Mifta Kharoh
Asal: SMP Islam FQ Wonokerto
No. Hp: 

13. Nama:  Eko Hasanudin
Asal: SMP 1 Wonopringgo
No. HP: 

14.Nama:  Slamet Juniyadi
Asal: SMP Muhammadiyah Wonopringgo
No. HP: 

15.Nama:  Dwi Lestari
Asal: SMP 1 Doro
No. HP: 

16.Nama:  Tamprin
Asal: SMP 4 Bojong
No. HP:

17. Nama:  Sudiman
Asal: SMP SA Timbangsari
No. HP:

18. Nama:  M. Zaqi Harits K
Asal: SMP Muhammadiyah Bligo
No. HP: 

19. Nama:  Nashirotun Nisa
Asal: SMP Satu Atap Mesoyi
No. HP: 

20. Nama:  Iwan Setyawan PW
Asal: SMP 3 Doro
No Hp: 

21. Nama:  Tri Santo
Asal: SMP 3 Wonokerto
No Hp: 

22. Nama:  Herry Trisnawan
Instansi Kerja: SMP 3 Kesesi
No HP: 

23. Nama:  Karnoto. w
Unit Kerja: SMP 1 Wonokerto
No. Hp:

24. Nama:  Taufiq Ismail
Unit Kerja: SMP 1 Kajen
No HP: 

25. Nama:  Suzana
Unit kerja: SMP Muhammadiyah Wiradesa
No HP: 

26. Nama:  Rustono
Unit kerja: SMP 4 Sragi
HP: 

27. Nama:  Kholik Triharjo
Unit Kerja: SMP T 1 Sragi
No Hp: 

28. Nama:  NUR ARIFIANA
Unit Kerja: SMP 1 Siwalan
No Hp:

29. Nama:  Sri Purnamawati
Unit Kerja: SMP 1 Karangdadap
No. HP:

30. Nama:  Sugeng Budianto
Unit Kerja: SMP Satu Atap Bodas
No HP:


31. Nama:  Komarul Wahyudi
Jabatan: Operator SMP 5 Sragi
No.HP:
Unit: SMPN 5 Sragi

32. Nam:  Yohannes Wahyu Hidayat
Unit Kerja: SMP 2 Kandangserang
No Hp: 

33. Nama:  Agus Sutomo
Unit Kerja: SMP Islam Pegandon
No Hp:

34. Nama:  Muhamad Nur Efa
Unit Kerja: SMP SATAP Werdi
No. HP: 

35. Nama:  Mohammad Hatta
Unit Kerja: SMP 2 Tirto
No. Hp: 

36. Nama:  Ari Mardiono
Unit Kerja: SMP SATAP Simego
No. Hp: 

37. Nama:  sumaedi
NoHP: 
Asal Sekolah: SMP N 2 Wonokerto


38. Nama:   Rismawati H
No Hp: 
Unit Kerja: SMP 1 Talun


39. Nama:   SLAMET JUNIYADI
No Hp: 
Unit Kerja: SMP MUHAMMADIYAH Wonopringgo


40. Nama:   Herdiyanto
No Hp: 
Unit Kerja: SMP N 1 Bojong
ID facebook:  

41.Nama;  Akhmat Mursdin
No Hp; 
Unit Kerja; SMP Islam Yawapi Asy-sya'ban Bojong


42. Nama:  TEGUH WIDODO
No Hp: 
Unit Kerja: SMP N 1 Kesesi / SMP Terbuka Kesesi


43. Nama:  M. Zuhdi S
No HP:
Unit Kerja: SMP 1 Buaran / SMP Terbuka Buaran


44. Nama:  WIDODO
No HP: 
Unit Kerja: SMP SATAP Kutorojo

45. Nama:  ZAINUDIN
No HP: 
Unit Kerja: SMP SATU ATAP ROGOSELO

46. ​​Nama:  MOH. AWWABIN
 NO. HP:
Unit Kerja: SMP Islam Walisongo Kedungwuni


47. Nama:  Mohamad Abdul Rouf
No. HP:
Unit Kerja: SMP NU Kajen

48. Nama: Fajar Nurhidayati
No. HP: 
Ujit Kerja: SMP 3 Sragi

49. Nama:  SLAMET JUNIYADI
No. HP: 
Unit Kerja: SMP MUHAMMADIYAH Wonopringgo


50. Nama: Rokhilah
No. HP: 
Unit Kerja: SMP Negeri 3 Kedungwuni

51. Nama:  NURUL HIDAYAT
No. HP:
Unit Kerja: SMPN 1 Paninggaran


52. Nama:  Hendrik Saparua
No Hp: 
Unit Kerja: SMP N 2 Doro


53. Nama:  Baya Yunuhi
No. HP:
Unit Kerja: SMP Negeri 1 Wiradesa

54. Nama:  Mohamad Taufik
No. HP:
Unit Kerja: SMP Negeri 2 Wiradesa

55. Nama:  Sigit Prayitno
No HP: 
Unit Kerja: SMP 2 Wonopringgo

56. Nama:  M Saeful Arif
No HP: 
Unit Kerja: SMP Islam Al Bayan Wiradesa

57.Nama:  Ari Kurniawan
 No HP: 
Unit Kerja: SMP ISLAM SIMBANG WETAN

58. Nama:  Toto Heroe Poernomo
No. HP: 
Unit Kerja: SMP Islam Wonopringgo

59. Nama:  Titis Ermawati
No. HP: 
Unit Kerka: SMP Islam Wonopringgo

60. Nama:  Ari Wibowo
No.hp: 
Unit Kerja: SMP Islam Salakbrojo Kedungwuni


61. Nama:  Rozak Kurniawan
 No. Hp: 
Unit Kerja: SMP MUHAMMADIYAH Kesesi

62. nama:  hendro basuk i
no. hp: 
unit kerja: smp SATAP gembong


63. Nama:  TRIYADI
No.hp: 
Unit Kerja: SMP SATAP Wangkelang


64. Nama:  Yasir Mahdjub
No. HP: 
Unit Kerja: SMP NU Kesesi

65. Nama:  Nur Imam Santoso
No. HP: 
Unit Kerja: SMP Satu Atap Windurojo, Kesesi

66. Nama:  Muhammad Nafiudin
no. HP: 
Unit Kerja: SMP NU Karangdadap

67. Nama:  AHMAD SUDIRO
No. HP: 
Unit Kerja: SMP 2 Tirto

68 Nama:  Muhamad Safi'i
no. Wungkal: 
Unit Kerja: SMP SA Notogiwang


69. Nama:  AHMAD SOBIRIN
      No. HP: 
     Unit Kerja: SMP 4 Kajen

70. Nama:  Darji rumangsa
      No. HP: 
      Unit Kerja: SMP SA Brengkolang
     

71. Nama:  SUWARNO
      No. HP: 
      Unit Kerja: SMP 2 PANINGGARAN


72. Nama: Nasokha
      No.hp: 
     Unit Kerja:  SMP Al Fusha  Kedungwuni

73. Nama: HENDRO BASUKI
      No. HP: 
      Unit Kerja: SMP SATU ATAP GEMBONG